Entri Populer

Selasa, 22 Desember 2015

cerpen sedih ku

Jika aku boleh berteriak di tengah malam, maka akan ku teriakan seluruh suara yang terkumpul untuk melepas apa yang aku rasakan sungguh menyiksa, tetapi itu tak mungkin bisa aku lakukan karena begitu menentang kelamnya malam. Kadang ku berpikir hidup tak adil tuk ku jalani, teringat masa di saat ku harus jatuh dan jatuh lagi dan aku harus bangkit lagi dan bangkit tanpa ada yang tau tenang begitu kejam yang aku rasakan. Sakit terus dan sakit yang aku dapat. Gimana aku harus bisa mempertahankan senyumku jika sakit itu terus datang bertubi-tubi tak henti. Bagaimana aku bisa tertawa saat ku lemah dengan keadaan? Aku tak tau apa yang terjadi dalam hidupku ini. Air mata yang keluar dari kedua belah mataku seakan tak berarti dan tak berguna sama sekali. Tapi itu yang aku bisa lakukan saat ini, meratapi kisah hidupku yang harus gagal dan gagal lagi tuk ku pertahankan. Sejenak ku berpikir, aku sudah gak sanggup lagi dengan keadaan ini, tapi aku harus bisa apa. Menangis, bersedih,menyesal, terpuruk atau terabaikan. . .? Secara garis keluarga aku termasuk tak begitu nampak raut kesedihan yang melandaku. Canda tawa seakan ku jadikan topeng buat hidupku. Ketegaranyang seakan-akan begitu menyiksa di mana ketegaran itu adalah bohong. Ku mencoba tegar dan kuat di manapun aku berada. Apakah aku harus mengeluh dan mengeluh lagi, menyesaldan menyesal lagi, terpuruk dan jatuh tak bisa bangkit lagi.? Aku juga tak tau akan hal itu kapan akan berakhir....
aku sudah gak sanggup dengan permainan dunia ini yang begitumenyiksa ku dan hidupku. Sampai kapan aku harus menanggung rasa sakit dan kecewa akan patah hati tuk yang kesekian kalinya Kenapa terus begini yang aku rasakan setelah semua harapan yang di berikan harus sirna di depan mataku ini? sungguh ku tak taupermainan apa lagi yang mengujiku saat ini. Jatuh dan terluka begitu menghiasi dalam hidupku. Ibarat penghias hidupku. Aku tak tau lagi bagaimana harus ku jalani hidup ini. Maju atau kah mundur? Hampa dan bingung yang ku rasaka.
Ingin ku mengakhiri hidup ini tapi aku tak kuatmelihat keluargaku kelak. Aku bingung dan terus dalam kebingungan. Aku sakitterus berada dalam kekecewaan dan akhirnya ku mengeluh dan mengeluh lagi. Hidupku kini tak ada artinya lagi. percuma ku simpan senyum jika mesti sakit yang harus terima. Harapanku sia-sia saja, penantianku akhirnya percuma saja. Jika waktu bisa terulang kembali, aku tak ingin merasakanya yang begitu amat menyiksaku saat ini. Aku benar-benar terjatuh dari sebuah jurang yang curam yang mana penuh dengan hiruk pikuk duri yang akan mencabik-cabik tubuhkuhinggap hancur tak tersisa. Aku seakan tak punya semangat tuk menjalani hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar